Article Detail

Koordinasi Sekolah Induk Kluster K-13

WORKSHOP KURIKULUM 2013

 

Rabu, 20 September 2017, SMK Pius Xmenyelenggarakan Workshop Implementasi Kurikulum 2013, tempat kegiatan di Ruang Graha, dengan peserta dari 7 sekolah imbas di Kota Magelang yang terdiri dari SMKS Pius X, SMKS Citra Medika, SMKS Wiyasa, SMKS Bhakti Medika Wiyata Kristen, SMKS Pendowo, SMKS Kristen 2, dan SMKS Satya Persada yang diikuti oleh 63 peserta dengan 19 instruktur. SMK Pius ditunjuk menjadi Induk Klaster 01 SMKS Kota Magelang. Acara dibuka oleh Kasi SMK, Supono, S.Pd. M.Pd mewakili Kepala BP2MK Wilayah IV. Dalam sambutannya Kasi SMK menekankan bahwa kita harus siap menghadapi paradigma perubahan Kurikulum 2013 tidak hanya memberikan materi saja, tetapi lebih pada pembentukan karakter.

Sedangkan Materi pendampingan disampaikan oleh Drs. Tokhibin, M.Pd selaku Instruktur Klaster (IK) yang telah mengikuti Bimbingan Teknis Penyegaran Instruktur Klaster.  

Hasil yang diharapkan dari kegiatan pendampingan ini adalah :

  1. Peningkatan pemahaman guru dan warga sekolah lainnya tentang Konsep Kurikulum 2013 yang meliputi : rasional, elemen perubahan kurikulum berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dengan berbagai pendekatan dan strategi pelaksanaan.
  2. Pelaksanaan kurikulum di sekolah dilaksanakan sesuai dengan filosofi, konsep, kaidah, prinsip, makna dan prosedur yang tercakup dalam elemen perubahan kurikulum berdasarkan SKL, KI dan KD.
  3. Kurikulum 2013 dilaksanakan secara berkualitas, efektif dan efisien.
  4. Guru dapat menggunakan buku guru dan siswa dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
  5. Guru dapat menyusun RPP berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa, kondisi sekolah.
  6. Guru dapat menyusun instrument penilaian dan melaksanakan penilaian pembelajaran dengan baik.
  7. Guru dapat menganalisis hasil penilaian dan mengisi buku rapor.
  8. Guru mengembangkan mutu pembelajaran muatan lokal.
  9. Guru dapat mengelola dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara kontekstual.

10. Guru dapat menstimulasi dan mengelola interaksi orangtua dalam pembelajaran.

  1. 11.  Guru memiliki  kepercayaan diri dalam melaksanakan pembelajaran.

12. Sekolah dapat meningkatkan budaya pembelajaran yang bermutu dengan mendorong warga sekolah menjadi pembelajar sepanjang hayat, melalui pembelajaran dan strategi pembelajaran aktif, krestif, inovatif, dan inspiratif serta pelaksanaan penilaian otentik.

Dengan diadakannya pendampingan ini, diharapkan para peserta workshop dapat mengimplementasikan seluruh materi dengan maksimal, sehingga pembelajaran SMK semakin berkualitas dan mampu menjawab tantangan jaman. SMK ….. BISA !!!

 

(B. Budi Waskito – Pustakawan)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment