Article Detail

UPAYA PERPUSTAKAAN SMK PIUS X MAGELANG MENINGKATKAN BUDAYA BACA SISWA DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI

UPAYA PERPUSTAKAAN SMK PIUS X MAGELANG MENINGKATKAN BUDAYA BACA SISWA DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI

Oleh : Anggieta Prihantika Brigitta – SMK Pius X

Tahukah kalian? Kini, kita hidup dalam era globalisasi. Era globalisasi adalah era dimana berbagai kemajuan dan perubahan dalam berbagai bidang, terutama Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi ( IPTEK) telah terjadi. Perkembangan yang terjadi ini amatlah pesat. Namun, tidak selamanya kemajuan IPTEK membawa dampak positif seperti : kita akan mendapatkan jawaban dengan lebih cepat, lebih menghemat waktu, dan mempermudah komunikasi, kemajuan teknologi juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain siswa menjadi sangat tergantung pada gadget. Era globalisasi juga telah melahirkan sebuah budaya baru, yaitu budaya serba instan. Salah satu akibat dari cinta budaya instan ini adalah menurunnya minat baca masyarakat Indonesia. Mereka lebih tertarik pada “gadget “ dan dunia maya. Terutama kaum remaja yang secara garis besar masih berstatus pelajar. Mereka memang masih mau membaca. Tetapi, mereka membaca hanya saat terpaksa, misalnya di sekolah, saat mengerjakan tugas, atau saat-saat menjelang ujian. Kemajuan jaman menyebabkan generasi masa kini semakin meninggalkan buku. Terbukti saat mengerjakan tugas atau saat membutuhkan materi dan  informasi mereka lebih memilih untuk searching di dunia maya daripada membaca buku. Perpustakaan pun sekarang mulai sepi, buku-buku di dalamnya terasa dingin, jarang terjamah tangan manusia. Termasuk perpustakaan sekolah. Padahal siswa masih banyak membutuhkan buku beserta ilmu yang terkandung di dalamnya. Padahal membaca mempunyai banyak sekali manfaat dan sangatlah berguna bagi kehidupan kita.

Mengapa masyarakat Indonesia mulai meninggalkan  budaya membaca? Padahal di negara-negara maju seperti Singapura atau Jepang, masyarakatnya justru amat suka membaca. Saat di kereta misalnya, masyarakat Jepang pun masih menyempatkan diri untuk membaca, mengapa kita tidak bisa? Dalam sebuah talkshow yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang tanggal 14 Oktober 2014 yang bertemakan “Menumbuhkan Kreativitas Dengan Membaca” dengan narasumber A. Fuadi, Penulis buku “Negeri 5 Menara” yang menjadi national best seller, beliau menekankan bahwa “untuk bisa terbang ke banyak negara, orang harus mempunyai cita-cita, jangan meremehkan membaca. Karena membaca akan membantumu meraih mimpi!”. Jadi, masih maukah anda meremehkan membaca? Kita sekarang telah mengetahui bahwa membaca merupakan kunci dalam meraih mimpi, lalu kenapa kita masih mau meremehkannya?  Sebenarnya apa sih arti minat baca itu? Dan kenapa minat baca kini semakin menurun? Lalu, bagaimana cara kita meningkatkannya lagi? Mari kita bahas semua lebih lanjut.

A.    Pengertian Minat Baca

Sebenarnya apa itu minat baca? Minat baca adalah keinginan yang timbul dari hati untuk membaca. Minat baca tidak bisa timbul secara tiba-tiba dan dengan sendirinya. Minat baca akan timbul jika telah ada pembiasaan membaca dari awal. Pembiasaan membaca akan menimbulkan kecintaan pada membaca dan akhirnya membaca akan menjadi hobinya.

Sebenarnya, dalam membaca terdapat tiga tingkat ketertarikan, yaitu:

1.    Minat baca : minat baca ialah dorongan dari hati karena faktor eksternal. Jadi seseorang tersebut mempunyai keinginan membaca tetapi bukan murni berasal dari hati, namun karena adanya alasan kuat yang mengharuskan seseorang tersebut membaca.

2.    Gemar membaca : gemar membaca diartikan sebagi seseorang yang mempunyai kesukaan tingkat tinggi dalam hal membaca. Membaca sudah menjadi semacam hobi atau gaya hidup yang telah menyatu dalam jiwa.

3.    Kemampuan membaca : pada tingkatan tertinggi ini, orang tersebut telah memiliki kemampuan untuk mengevaluasi, memahami, dan mengaplikasikan apa yang ia dapat dari bacaan. Kemampuan ini melibatkan daya pikir dan daya ingat. Mereka akan bekerja sehingga seseorang mampu memahami dan menangkap dengan cepat isi serta makna bacaan.

 

B.    Manfaat dan Tujuan Membaca

Jika seseorang menyadari apa manfaat dan tujuan dari membaca, akan lebih mudah menarik minat mereka untuk terus membaca dan akhirnya membaca menjadi sebuah kebiasaan. Berikut saya uraikan tujuan dan manfaat membaca :

Tujuan :

§  Mencari sebuah jawaban atau informasi yang dibutuhkan

§  Menambah wawasan

§  Menyalurkan hobi

§  Untuk mencari inspirasi

§  Mempelajari sesuatu

§  Mencari referensi

§  Mendapat informasi faktual

§  Mencari kenikmatan emosi

Manfaat :

Membaca mempunyai banyak sekali manfaat. Selain bisa mendapatkan ilmu, kita juga akan mendapat manfaat lain, yaitu :

1.  Melatih daya analisis

    Kemampuan analisis isi bacaan sebanding dengan kegemaran kita membaca. Atau dengan kata lain, semakin rajin kita membaca, maka kemampuan analisis bacaan kita pun akan semakin meningkat. Daya analisis ini juga akan semakin terasah jika kita sering berdiskusi dengan orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan kita. Dengan kemampuan ini, kita akan semakin mudah menangkap pelajaran.

2.  Menambah pengetahuan dan wawasan

     Semua orang juga pasti telah menyadari dan bahkan telah mengalami sendiri  bahwa dengan membaca, pengetahuan, dan wawasan kita pasti bertambah. Bahkan kita bisa mengetahui dunia luar hanya dengan membaca tanpa harus mendatangi tempat tersebut, misalnya, untuk mengetahui budaya dan banyak hal lain tentang Paris, kita tidak perlu jauh-jauh datang ke sana, kita hanya perlu membaca buku tentang Paris. 

3.  Mengembangkan watak dan perilaku baik

Saat membaca buku fiksi, kita akan banyak menemui karakter tokoh yang diambil dari karakter manusia. Dengan mengikuti dan memahami alurnya, kita dapat menemukan watak/karakter apa yang sebaiknya kita terapkan dan kita hindari dalam kehidupan nyata kita dan saat berinteraksi dengan orang sekitar kita.

4.  Mengisi waktu luang dan mendapat hiburan

     Daripada waktu luang kita terbuang sia-sia untuk melakukan hal yang tidak ada gunanya, lebih baik waktu tersebut kita gunakan untuk membaca. Hal apapun yang kita baca akan lebih berarti daripada berdiam diri atau menggunakan waktu luang untuk tawuran dan kegiatan lain yang tidak mendidik. Kita pun dapat memperoleh penyegaran otak dengan membaca buku. Misalnya dengan membaca buku novel. Selain mendapat banyak pelajaran tetang hidup, melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang, kita pun dapat terhibur oleh tingkah konyol tokoh novel tersebut.

5.  Dengan membaca, siswa dapat mengukir prestasi

     Jika seseorang, terutama pelajar mempunyai minat baca yang tinggi dan pada akhirnya mempunyai kebiasaan membaca, niscaya siswa tersebut akan dengan mudah mengukir prestasi. Karena setelah terbiasa membaca, siswa tersebut akan mempunyai kemampuan membaca, sehingga ia dengan mudah mengerti isi dari bacaan. Dan dengan membaca secara otomatis kita telah belajar dan mencoba mengingat materi yang kita baca itu.

6.  Merangsang keinginan untuk menulis

     Dengan membaca banyak karya sastra, lama-lama kita akan mempunyai keinginan untuk mencoba menulis. Buku yang kita baca juga akan mempengaruhi gaya bahasa, kemampuan menulis, dan materi yang kita tulis.

7.  Mendapat banyak pengalaman hidup

Melalui membaca buku, kita bisa ikut masuk dalam dunia tokoh atau karakter yang ada di dalamnya. Kita seakan-akan ikut terjun dalam cerita  yang tertulis di buku. Dengan begitu, kita dapat mengambil pelajarannya dan menerapkan dalam hidup sehari-hari.

8.  Memperkaya kosakata dan gaya bahasa

Setiap penulis mempunyai gaya bahasa dalam penulisan buku. Semakin banyak buku yang kita baca, kita dapat mempelajari banyak gaya bahasa sekaligus memperkaya kosa kata kita. Dengan begitu kemampuan berbahasa kita pun semakin tinggi.

9.  Memperluas pola pikir dan sudut pandang

Lewat membaca berbagai buku, kita akan menemui banyak pola pikir penulis yang pastinya berbeda-beda. Sudut pandang mereka dalam menanggapi suatu masalah pun pasti  berbeda. Semakin luas pola pikir dan sudut pandang kita, maka kita pun akan dengan mudah menemukan banyak jalan keluar saat mengalami masalah.

        Kini, setelah mengetahui manfaat dan tujuan dari membaca, masihkah Anda mau menganggap bahwa membaca adalah kegiatan yang tidak berguna? Marilah kita memulai budaya membaca, sebab membaca memang mengandung berbagai manfaat.

Perpustakaan dan Minat Baca Siswa

Melihat banyaknya manfaat positif dari membaca inilah, Perpustakaan SMK Pius X sangat mendukung pengembangan minat baca siswa dengan menyediakan fasilitas yang memadai.

Fungsi perpustakaan sendiri yaitu:

1.     Sebagai tempat belajar yang tenang

2.     Pusat informasi ilmu pengetahuan di sekolah

3.     Menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bersifat mendidik siswa

4.     Meningkatkan minat baca siswa

5.     Sumber belajar yang mendukung pencapaian prestasi siswa

6.     Mendukung proses pembelajaran

 

Untuk mencapai semua itu, Perpustakaan SMK Pius X merumuskan visi sebagai pijakan di dalam mengembangkan fungsi perpustakaan secara optimal “Berkembang Bersama Mencerdaskan Bangsa”. Untuk mewujudkan visi itu, kemudian dikembangkan melalui misi.

Adapun misi sebagai berikut :

§   Meningkatkan budaya baca

§   Mendukung proses pembelajaran yang mandiri dan berkualitas

§   Membentuk pribadi peserta didik yang cerdas, unggul, tangguh, dan berkualitas

§   Menciptakan perpustakaan sebagai pusat informasi ilmu pengetahuan dan teknologi

Koleksi buku perpustakaan ini pun lengkap, mulai dari novel, buku teks, hingga kamus dan ensklopedia.  Terdapat pula surat kabar, tabloid, karya tulis dan majalah dengan berbagai judul yang mendukung proses pembelajaran. Majalah juga merupakan koleksi favorit pengunjung.

Ruangan bersih, nyaman, dan terasa sejuk. Petugas perpustakaan sangatlah ramah, Ia akan dengan senang hati menyambut pengunjung perpustakaan dan memberi bantuan jika kita membutuhkan. Perpustakaan SMK Pius X juga telah dilengkapi dengan wi-fi area dan tersedia pula komputer yang dapat digunakan siswa untuk mencari tugas.

Perpustakaan SMK Pius X selama 2 tahun berturut-turut yakni tahun 2015 dan 2016 berhasil meraih prestasi yang membanggakan. Perpustakaan SMK Pius X berhasil meraih Juara II dalam lomba perpustakaan tingkat SMK se-Kota Magelang. Dari hasil kejuaraan tersebut, SMK Pius X sangat berharap bahwa pada perkembangan selanjutnya, perpustakaan SMK Pius X mempunyai daya pikat untuk menambah wawasan bagi para pengguna, baik guru/karyawan dan siswa. Perpustakaan SMK Pius X akan terus memperbaiki diri agar mampu memberi pelayanan maksimal bagi upaya peningkatan daya intelektualitas seluruh anggota komunitas SMK Pius X . baik dari sisi buku maupun kualitas pelayanan serta fasilitas teknologi. Namun amat disayangkan, fasilitas perpustakaan ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Belakangan ini justru terjadi penurunan minat baca siswa .

Sebenarnya, jika dilihat dari data  pengunjung perpustakaan SMK Pius X, cukup banyak siswa yang berkunjung  setiap harinya. Namun dari sisi peminjam mengalami penurunan. Terbukti dari data peminjaman buku dan pengunjung perpustakaan.

SIRKULASI PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN

NO

BULAN

TAHUN 2013/2014

TAHUN 2014/2015

X

XI

XII

TOTAL

X

XI

XII

TOTAL

1

Juli

664

0

0

664

569

0

0

569

2

Agustus

750

874

0

1624

915

835

0

1750

3

September

803

945

0

1748

1405

943

56

2404

4

Oktober

1005

1301

987

3293

1398

1203

1187

3788

5

November

975

797

879

2651

1325

887

895

3107

6

Desember

1430

1121

785

3336

896

796

587

2279

7

Januari

1030

765

715

2510

1025

735

704

2464

8

Februari

1250

325

623

2198

810

502

181

1493

9

Maret

1125

557

725

2407

663

752

585

2000

10

April

860

545

525

1930

875

560

574

2009

11

Mei

735

615

515

1865

743

634

527

1904

12

Juni

520

435

415

1370

527

502

445

1474

Jumlah

11147

8280

19427

25596

11151

8349

5741

25241

 

SIRKULASI PEMINJAM BUKU PERPUSTAKAAN

NO

BULAN

TAHUN 2013/2014

TAHUN 2014/2015

F

NF

TEKS

TOTAL

F

NF

TEKS

TOTAL

1

Juli

60

13

194

267

90

42

1388

1520

2

Agustus

51

25

170

246

104

42

3232

3378

3

September

43

31

631

705

75

53

4294

4422

4

Oktober

50

19

588

657

60

29

4332

4421

5

November

42

26

255

323

46

47

3938

4031

6

Desember

34

28

40

102

53

39

79

171

7

Januari

17

32

523

572

38

43

2488

2569

8

Februari

14

12

421

447

28

56

2671

2755

9

Maret

27

38

1171

1236

54

46

1171

1271

10

April

20

5

799

824

38

25

834

897

11

Mei

45

25

1056

1126

74

37

1080

1191

12

Juni

37

15

123

175

55

45

245

345

Jumlah

440

269

5971

6680

715

504

25752

26971

 

Di sini dapat dilihat bahwa peminjaman buku tidak sebanding dengan jumlah pengunjung perpustakaan. Pengunjung perpustakaan terlihat cukup banyak, namun peminjamnya sedikit. Pada bulan Juli 2015 misalnya, terdapat 664 pengunjung. Sedangkan peminjaman buku hanya ada 267 peminjam. Sebenarnya apa yang pengunjung lakukan di perpustakaan? Mengapa data pengunjung menunjukkan bahwa perpustakaan ini memiliki pengunjung yang banyak namun peminjaman hanya sedikit? Setelah bertanya kepada B. Budi Waskito, Kepala Perpustakaan, beliau menuturkan bahwa : “Pengunjung yang datang setiap harinya memang banyak, tetapi mereka lebih banyak bertujuan untuk membaca buku atau majalah di perpustakaan saja. Tanpa meminjam buku tersebut. Sisanya lebih banyak memilih untuk menggunakan fasilitas komputer dan internet. Yang memprihatinkan adalah apa yang mereka buka melalui internet tersebut, terkadang bukan tugas atau materi pelajaran yang mereka cari, mereka hanyalah membuka facebook, youtube, atau game online” penuturan dari Kepala Perpustakaan tersebut memang tepat. Pemanfaatan fasilitas untuk hal-hal yang tidak tepat memang merupakan hal yang memprihatinkan. Hal tersebut mungkin menjadi salah satu penyebab dari turunnya minat baca siswa. Bahkan, ada salah satu teman kami yang telah mengalami kecanduan game tingkat tinggi. Ia memang pengunjung setia perpustakaan, setiap berkunjung ia menggunakan fasilitas internet dan komputer hanya untuk bermain game online. Dia sampai merasa tidak bisa hidup tanpa game online. Hari-harinya hanya dihabiskan untuk bermain game online. Hal ini sungguh amat disayangkan. Masa-masa remaja merupakan masa-masa emas. Kehidupan remaja seharusnya dihabiskan untuk mempersiapkan diri menyambut masa depan, tetapi remaja masa kini justru menjatuhkan diri dalam lembah kekelaman. Pikiran mereka telah teracuni oleh “virus kekinian”. Mereka akan dengan mudahnya jatuh cinta pada hal-hal yang sedang trend. Mereka takut, jika tidak mengikuti arus perkembangan mereka akan dianggap cupu atau kudet (kurang update). Ikut berkembang seiring kemajuan jaman memang boleh, hanya perlu diingat, tidak semua kemajuan dan perubahan dapat kita terima. Banyak hal yang harus kita pertimbangkan. Seperti apa manfaatnya untuk kehidupan mendatang, hal apa yang harus kita korbankan, dan apakah itu penting untuk kemajuan pribadi kita. Daripada menghabiskan waktu untuk bermain game yang hanya membuat otak kita lelah, lebih baik kita menggunakan waktu untuk membaca sebuah buku yang justru aka membuat otak kita fresh dan mendapat tambahan ilmu. Bahkan, dengan membaca buku tentang game, bukan tidak mungkin baginya untuk menjadi seorang pencipta game.

Pengunjung perpustakaan pun kebanyakan hanya meminjam buku novel atau membaca majalah. Mereka merasa malas untuk membaca buku-buku non fiksi seperti ensklopedia, buku pengetahuan popular, buku-buku filsafat, buku tentang psikologi dan kejiwaan, ilmu terapan, buku-buku agama, karya-karya tulis atau buku pengetahuan sains lain. Setelah saya bertanya pada beberapa narasumber yaitu siswa SMK Pius X sendiri, mereka memang lebih tertarik kepada novel atau majalah. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alas an, yaitu  buku-buku tersebut  dianggap terlalu berat, mereka merasa buku-buku tersebut tidak penting untuk dibaca, merasa tidak membutuhkan informasinya, dan karena buku-buku tersebut sama sekali tidak menarik. Novel atau majalah memang terlihat lebih menarik, namun kita juga perlu mengingat bahwa buku-buku non fiksi pun mengandung banyak ilmu dan pengetahuan yang akan sangat berguna untuk kehidupan kita.

Dalam membaca, pemilihan sumber bacaan juga penting. Sebaiknya, kita membaca buku-buku berbobot dan berisi ilmu pengetahuan yang bermanfaat  agar kita bisa menerapkan ilmu yang kita dapat dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kita bersekolah di SMK, bukan berarti kita boleh mengatakan bahwa pengetahuan tidaklah penting bagi kita. Pengetahuan umum seperti sejarah dan sains juga penting untuk kita.

Penyebab menurunnya minat baca

Untuk mengatasi penurunan minat baca, langkah pertama yang kita ambil adalah mencari tahu penyebab menurunnya minat baca para siswa. Untuk mencari tahu, ada banyak metode yang dapat kita tempuh, misalnya melalui metode wawancara, angket, atau observasi. Kali ini saya memilih metode wawancara kepada beberapa teman.

Saya mewawancarai beberapa teman dengan pertanyaan :

1.     Apa alasan suka membaca buku?

Tiga dari lima siswa menjawab karena membaca adalah hobi mereka. Ada banyak ilmu yang bisa diperoleh dengan membaca buku, dengan membaca buku, mereka merasa mendapat hiburan tersendiri. Dua orang sisanya mengatakan mereka tidak suka membaca buku. Membaca hanya mereka lakukan saat menjelang ulangan saja.

2.     Berapa kali kamu ke perpustakaan? Dan hal apa yang biasa kamu lakukan?

Dua orang menjawab hampir setiap istirahat. Paling tidak satu minggu sekali. Yang mereka lakukan membaca buku, meminjam buku, memanfaatkan fasilitas komputer dan mengerjakan tugas. Alasan mereka ke perpustakaan karena mereka merasa nyaman saat berada di perpustakaan. Rasanya nyaman, adem, enak buat menenangkan pikiran. Satu orang mengatakan hanya jika ada guru yang memberi perintah untuk belajar di ruang perpustakaan. Sedangkan sisanya mengatakan hampir tidak pernah. Alasannya karena malas dan tidak suka membaca.

3.     Bagaimana tanggapanmu tentang Perpustakaan SMK Pius X ?

Lima orang mengatakan bahwa Perpustakaan SMK Pius X nyaman, buku-bukunya tertata rapi, petugasnya ramah, suasananya tenang, koleksi buku memadai, hanya terdapat usulan untuk menambah koleksi buku-buku terbaru.

4.     Hal apa yang membuat kalian tidak suka membaca buku?

Tiga orang menjawab karena membaca buku itu ribet, tidak bisa langsung mendapat jawaban yang dicari. Lebih baik buka google, copy-paste, jadi deh. Alasan lain yang menjadi favorit adalah tidak mempunyai waktu untuk membaca buku, dan kadang susah memahami kata-kata dalam buku tersebut. Dua orang mengatakan tidak ada alasan untuk tidak suka membaca buku karena buku adalah jendela dunia dan membaca adalah hobinya.

Dari hasil wawancara di atas, dapat saya simpulkan bahwa penyebab utama menurunnya minat baca siswa adalah karena kemajuan teknologi yang menyebabkan anak lebih suka dengan hal-hal instan sehingga mereka malas untuk membaca buku saat mencari jawaban dari suatu persoalan. Guru pun banyak yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Padahal, jika kita membaca buku, ilmu yang kita dapatkan akan utuh, penuh dan lebih kita ingat karena saat membaca, kita bisa sekalian belajar. Terkadang, kemajuan IPTEK memang membawa dampak negatif pada anak. Mereka menjadi sangat tergantung pada gadget dan lebih memilih jalan yang instan. Mereka memang suka membaca, tetapi yang mereka baca adalah apa yang tertulis di HP-nya atau akun  sosial media. Yang belum tentu tulisan tersebut akurat, bermutu dan bermanfaat. Dalam sehari mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain dengan gadgetnya tanpa semenit pun mereka luangkan untuk membaca buku. Inikah yang disebut dengan kemajuan zaman?  Sebenarnya yang salah bukanlah teknologinya, karena terkadang internet juga membantu dan bermanfaat untuk kehidupan kita. Itu akan bermanfaat jika kita bisa memilah informasi mana yang bermanfaat, penting, dan akurat. Yang menjadi permasalahan adalah manusia yang terlalu tergantung pada gadget, serta belum bisa memanfaatkannya dengan baik.

 

Kelebihan buku dibanding internet

Internet memang memberi kemudahan bagi kita yang menyukai jalan instan. Tetapi buku tetap tidak bisa kita tinggalkan begitu saja. Buku mempunyai beberapa kelebihan dibanding internet dan buku lebih nikmat dibaca. Dengan mengetahui kelebihan buku, diharapkan para siswa akan kembali tertarik membaca buku.

Berikut kami uraikan kelebihan buku :

1.  Isi atau informasi yang terdapat dalam buku lebih akurat.

Terkadang, isi atau informasi dalam sebuah tulisan yang diunggah dalam internet belum bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya. Berbeda dengan buku,dari buku sudah pasti dapat dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban dari isi tersebut terlihat dari dicantumkannya data lengkap tentang penulis. Berbeda dengan tulisan di internet, yang terkadang kita tidak tahu siapa yang menulis informasi tersebut.

2.  Keaslian informasi

Informasi atau cerita dalam buku pun lebih terjamin keasliannya. Karena, semua berita dalam internet pasti berasal dari buku.

3.  Bisa dibaca dimanapun kita berada

Kita bisa membaca buku dimanapun kita berada meskipun kita sedang berada di desa terpencil sekalipun. Berbeda dengan internet, di desa terpencil, kita belum tentu bisa mendapat akses internet karena hambatan sinyal. Buku juga tidak membutuhkan baterai, sehingga kita bisa membacanya berjam-jam tanpa harus melakukan isi ulang.

4.  Informasi yang kita dapatkan lebih utuh

Tulisan di internet, sering kali merupakan kutipan dari sebuah buku. Berbeda dengan buku, isi buku akan lebih utuh dan informasi tersebut belum terpotong-potong.

5.  Buku non fiksi menuliskan daftar pustaka sebagai referensi secara lengkap.

6.  Buku lebih terjangkau

Hal ini dikarenakan kita tidak harus membeli buku. Kita bisa meminjam buku di perpustakaan. Sedangkan internet, kita harus membeli paket atau kuota. Untuk menggunakan warnet, kita juga harus membayarnya dulu.

 

Cara meningkatkan minat baca siswa

Melihat keprihatinan tersebut dan melihat kelebihan dari buku ketimbang internet,  kita harus meningkatkan minat baca kembali. Kita harus menghentikan budaya malas membaca menjadi budaya gemar baca. Lembaga yang berperan penting dalam usaha peningkatan minat baca ini adalah perpustakaan. Dalam hal ini diutamakan perpustakaan sekolah. Hal ini dikarenakan siswa banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Jadi ada banyak kemungkinan bagi perpustakaan sekolah untuk mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan minat baca siswa.

Perpustakaan SMK Pius pun tidak berdiam diri. Perpustakaan telah mempunyai beberapa program dalam rangka peningkatan minat baca siswa. Program tersebut antara lain:

A.     Peningkatan sarana-prasarana

Demi menjaga kenyamanan siswa dalam menyalurkan minat bacanya, perpustakaan SMK Pius X selalu mengadakan pembaruan dan peningkatan sarana-prasarana. Sarana prasarana yang dimaksudkan di sini adalah rak- rak buku, rak koran dan atau majalah, loker jaket dan tas, penambahan koleksi pustaka  berupa pembelian buku-buku dan majalah baru. Fasilitas yang telah ditambahkan antara lain:

Ø Meja baca dan kursi baca, ditujukan untuk menjaga kenyamanan pengunjung saat membaca di perpustakaan.

Ø Study carrel atau meja perseorangan. Tujuan dari pengadaan meja perseorangan ini adalah agar pengunjung dapat lebih fokus pada buku yang dibaca dan agar dapat terjaga kerahasiaannya saat membaca buku.

Ø Rak koleksi pustaka, rak yang kami miliki adalah rak buku dengan penutup kaca. Hal ini bertujuan melindungi buku dari debu.

Ø Papan display. Setiap ada buku baru, petugas perpustakaan akan meletakan buku tersebut di dalam rak display tersebut.

Ø CCTV. Pengadaan CCTV di perpustakaan bertujuan untuk menjaga keamanan.

Ø Komputer berakses internet.

Ø Printer

 

B.     Pengembangan minat baca

Program pengembangan minat baca amat dibutuhkan karena kegiatan tersebut akan membantu menanamkan minat baca pada siswa. Karena secara mau tidak mau siswa akan membaca buku lalu sedikit demi sedikit terbiasa untuk terus membaca dan akhirnya siswa akan gemar membaca. Kegiatan yang kami pilih antara lain :

1.    Hari wajib kunjung. Perpustakaan telah menetapkan hari wajib kunjung perpustakaan untuk setiap kelas.

KELAS           X JASA BOGA 1                 SENIN           ISTIRAHAT 1

KELAS           X JASA BOGA 2                 SENIN           ISTIRAHAT 2

KELAS           X PATISERI                        SELASA        ISTIRAHAT 1

KELAS           X BUSANA BUTIK              SELASA        ISTIRAHAT 2

KELAS            XI JASA BOGA 1               RABU            ISTIRAHAT 1

KELAS            XI JASA BOGA 2               RABU            ISTIRAHAT 2

KELAS           XI PATISERI                       KAMIS           ISTIRAHAT 1

KELAS           XI BUSANA                          KAMIS           ISTIRAHAT 2

KELAS           XII JASA BOGA 1                KAMIS           ISTIRAHAT 2

KELAS           XII JASA BOGA 2                JUMAT           ISTIRAHAT 2

KELAS           XII PATISERI                      JUMAT          ISTIRAHAT 2

KELAS           XII BUSANA                         JUMAT           ISTIRAHAT 2

Namun sayang, jadwal kunjungan tersebut belum dapat terlaksana dengan baik karena terkadang jadwal tersebut berbenturan dengan jam praktek sehingga kelas yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk meninggalkan jam praktek. Misalnya saja kelas X Jasa Boga2. Kelas tersebut dijadwalkan wajib kunjung perpustakaan pada hari Senin istirahat ke 2. Padahal, kelas tersebut sedang ada jam praktek. Dengan terpaksa, wajib kunjung perpustakaan tidak bisa berjalan. Hal ini bisa terjadi karena jadwal kunjung belum tersosialisasi dengan baik. Untuk langkah ke depan, petugas perpustakaan akan mensosialisasikannya lagi kepada pihak yang bersangkutan.

2.    Program satu siswa pinjam satu buku.

Program ini, sekolah mewajibkan setiap siswa untuk meminjam sebuah buku lalu membuat tugas resensi atau karya lain sesuai materi atau kurikulum yang berlaku tenggang waktu tugas ini adalah satu bulan. Penugasan akan diberikan oleh guru Bahasa Indonesia.

3.    Promosi perpustakaan.

Perpustakaan pun mengadakan beberapa promosi. Promosi tersebut antara lain berupa :

§   Brosur

§   X-banner

§   Presentasi (penjelasan tentang perpustakaan dan motivasi agar siswa mau berkunjung ke perpustakaan dan mencintai buku. Kegiatan ini biasanya dilakukan saat MOS)

4.    Lomba membuat mading dengan tema perpustakaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta siswa kepada perpustakaan, waktu pelaksanaanya pada saat hari buku se-dunia.

5.  Lomba membuat logo perpustakaan.

Pada kegiatan ini, setiap kelas diwajibkan untuk menciptakan sebuah logo yang sesuai untuk perpustakaan dari barang-barang bekas. Barang yang dapat digunakan misalnya : plastik, koran, kertas-kertas bekas, atau sterofoam bekas, bahkan daun-daun kering pun bisa terpakai. Logo paling sesuai dan kreatif yang akan menjadi juaranya.

6.  Membagikan stiker motivasi minat baca atau budaya baca.

Stiker ini berisi kata-kata motivasi agar siswa tertarik untuk membaca buku dan pada akhirnya akan tercipta budaya baca.

7.  Pemberian tugas dari guru bidang studi.

Guru bidang studi memberikan tugas untuk mencari materi, artikel, atau mengerjakan tugas-tugas yang mengharuskannya untuk membaca buku-buku tertentu. Namun, terdapat kendala dalam pelaksanaaan kegiatan ini, seperti : belum semua guru memberikan tugas, dan terkadang guru memberikan tugas untuk mencari jawaban melalui internet. Para siswa pun lebih sering memilih membuka internet ketimbang membaca buku. Internet dipilih karena dianggap lebih cepat dan ringkas. Padahal, jika kita membaca buku, ilmu yang kita dapat lebih utuh.

8.  Pameran buku di papan display.

Setiap ada buku baru, petugas perpustakaan akan menaruhnya pada papan display agar para siswa tertarik untuk membaca buku-buku baru tersebut.

9.  Program pemberian reward bagi peminjam atau pengunjung teraktif. Pemberian reward ini ditujukan baik kepada siswa maupun guru dan karyawan. Pemberian reward bertujuan untuk lebih memotivasi siswa serta guru dan karyawan untuk rajin meminjam buku-buku bacaan di perpustakaan serta untuk mengapresiasi mereka yang rajin membaca buku agar lebih rajin lagi.

10. Pembuatan video profil.

Perpustakaan SMK Pius juga telah memiliki video profil yang berisi pengenalan perpustakaan serta motivasi agar para siswa tertarik membaca buku. Video ini dibuat untuk selain untuk menarik minat siswa membaca buku, juga untuk menanamkan rasa cinta siswa kepada perpustakaan.

Namun sayang, lomba-lomba dan program tersebut belum bisa terlaksana sepenuhnya, dikarenakan berbagai faktor, antara lain dikarenakan belum ada sinergi antara perpustakaan dengan yang terkait (kurikulum atau kesiswaan), sehingga belum tersosialisasikannya program tersebut.

C.    Pengadaan Anggaran

Sekolah pun memberi dukungan untuk pengembangan perpustakaan. Dukungan tersebut berupa alokasi dana yang direalisasikan untuk pengembangan perpustakaan, misalnya pelengkapan koleksi pustaka dengan membeli buku-buku terbaru yang berbobot, pelengkapan fasilitas dan sarana prasarana perpustakaan dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan demi memberi pelayanan terbaik kepada pengunjung. Anggaran tersebut didapat dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain: BOS, BOP, Blocgrand, dan dana swadaya atau dari yayasan.

Meskipun perpustakaan telah mempunyai program, program-program tersebut belum mampu menarik minat siswa untuk mempunyai minat baca yang tinggi. Mereka masih belum mencintai buku dan belum tertarik untuk memilih buku ketimbang dunia maya. Maka dari itu, saya pun mencari usulan dari pihak beberapa siswa. Karena, jika usulan program berasal dari pihak siswa, niscaya kemungkinan untuk terlaksana akan lebih besar.

Usulan tersebut antara lain:

1.     Drop everything and read.

Yaitu  kegiatan menghentikan aktivitas selama 15 menit untuk membaca buku. Kegiatan ini dapat dilaksanakan di pagi ataupun siang hari di luar jam praktik. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa membaca buku setiap harinya meski hanya 15 menit.

2.     Lomba membuat resensi atau sinopsis buku

Dalam lomba ini, OSIS bisa menjadi penyelenggara. OSIS berperan menentukan buku apa yang akan diresensi atau dibuat sinopsisnya. Lalu setiap siswa dalam satu sekolah, dengan buku yang sama membuat resensi atau sinopsisnya. Hasil karya terbaik akan mendapatkan reward. Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang minat siswa membaca buku secara keseluruhan dan memahami isinya.

3.     Bazaar buku/book fair dari sebuah penerbit

Sekolah bisa mengundang penerbit untuk mengadakan pameran buku di sekolah. Buku yang dipamerkan bisa buku-buku murah hasil cuci gudang ataupun buku-buku best seller.

4.     Pengadaan koleksi buku baru

Siswa mengusulkan agar setiap bulan atau minimal setiap tahun ajaran baru perpustakaan mengadakan pembaruan koleksi buku. Terutama buku-buku yang lebih menarik dan buku-buku best seller.

5.     Mengundang seorang penulis buku untuk mengadakan M&G (Meet&greet)

Sekolah dapat mengadakan acara talkshow dengan narasumber seorang penulis. Dengan mengadakan acara ini, siswa akan menjadi lebih tertarik untuk membaca buku. Karena, setelah bertemu dengan penulis, mereka akan lebih termotivasi untuk membaca buku-bukunya dan mungkin akan  ada yang tertarik untuk memulai menulis buku.

6.     Gerakan menyumbangkan satu buku

Setiap siswa yang lulus, mereka diwajibkan untuk menyumbangkan satu buku yang telah dibacanya dan dibubuhi tanda tangan. Dengan begitu, mereka akan tergerak untuk membaca sebuah buku.

Dengan mengusahakan berbagai upaya tersebut, kami berharap agar   Perpustakaan SMK Pius X dapat semakin berkembang dan terus memperbaiki diri agar mampu menarik minat para siswa untuk rajin membaca dan membuat siswa menyadari bahwa perpustakaan adalah media belajar sepanjang hayat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurunnya minat baca dikarenakan para siswa lebih memilih internet. Alasan mereka memilih internet adalah internet bisa menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat. Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan kemajuan IPTEK, terkadang kemajuan IPTEK memang bisa meringankan beban kita. Namun, dalam menghadapi kemajuan zaman ini, kita tidak boleh meninggalkan buku dan perpustakaan, karena buku mempunyai banyak kelebihan ketimbang internet. Kita justru harus lebih rajin membaca, demi memajukan Indonesia agar kita tidak tertinggal dari bangsa lain. Perpustakaan akan selalu berusaha untuk memperbarui diri demi menarik minat membaca siswa dalam menghadapi era globalisasi. Dengan begitu, eksistensi perpustakaan tak terkalahkan oleh internet. Dengan berkunjung ke perpustakaan, kita akan berinteraksi dengan banyak orang pula. Dalam interaksi tersebut akan terjadi banyak pertukaran pikiran secara tatap mata. Pertukaran pikiran tersebut akan lebih berarti daripada pertukaran pikiran secara virtual melalui dunia maya. Jadi, dengan berkunjung ke perpustakaan, kita bisa melakukan interaksi yang akhirnya memperkaya pola pikir.

 Cintailah buku, karena ia adalah guru yang paling baik. Ia tidak akan marah jika kita berkali-kali membolak-balik halamannya. Berbeda dengan guru yang hanyalah manusia biasa, terkadang guru akan marah saat kita berkali-kali menanyakan hal yang sama. Rajinlah berkunjung ke perpustakaan. Karena di situlah tempat di mana harta karun yang amat berharga tersimpan. Harta karun itu adalah ilmu yang ada dalam buku. Ilmu tak akan pernah lekang oleh waktu. Buku dan perpustakaan pun tak akan lekang oleh waktu. Karena, ilmu yang ada dalam buku-buku perpustakaan tak akan kadaluarsa, dianggap tidak berguna lagi, dan tak akan pernah ketinggalan jaman. Berbeda dengan gadget, saat kemajuan berkembang pesat, bisa saja gadget yang kita punya kalah dengan edisi terbaru. Marilah mulai hari ini kita ke perpustakaan. Buka bukumu, tambah ilmumu!

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment